Pada tanggal 2 Februari 2025, TPNPB Kodap VIII Intan Jaya mengeluarkan siaran pers yang mengklaim bahwa program pembagian makanan bergizi gratis oleh pemerintah Indonesia di wilayah konflik merupakan senjata biologis untuk melemahkan generasi Papua. Bahkan, mereka mengancam akan membakar sekolah-sekolah jika aktivitas militer pemerintah terus dilakukan di wilayah tersebut. Pernyataan ini memicu kontroversi serta perlu dikaji secara rasional dan faktual untuk mendapatkan pemahaman yang lebih objektif.
Pendidikan merupakan hak dasar setiap anak tanpa memandang latar belakang geografis, budaya, maupun konflik yang terjadi di suatu wilayah. Ancaman untuk membakar sekolah hanya akan memperburuk situasi di Papua, menghambat perkembangan generasi muda, dan memperpanjang ketertinggalan dalam sektor pendidikan. Jika sekolah-sekolah dihancurkan, anak-anak Papua akan kehilangan kesempatan untuk belajar, mengembangkan potensi, dan membangun masa depan yang lebih baik.
Sebaliknya, pembangunan pendidikan yang kuat adalah salah satu solusi untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat Papua. Pemerintah telah berupaya meningkatkan akses pendidikan, termasuk dengan mengirimkan tenaga pendidik, memberikan beasiswa, dan memperbaiki infrastruktur sekolah. Menghalangi upaya ini hanya akan merugikan masyarakat Papua sendiri.
Program makanan bergizi gratis yang dijalankan pemerintah Indonesia merupakan bagian dari strategi nasional untuk mengurangi angka stunting dan malnutrisi. Program serupa telah diterapkan di berbagai daerah Indonesia, termasuk di luar Papua, sebagai bentuk tanggung jawab negara dalam memastikan kesejahteraan rakyatnya. Menyebut makanan ini sebagai senjata biologis tanpa bukti ilmiah adalah tuduhan serius yang berpotensi menyesatkan masyarakat.
Dalam pelaksanaannya, program ini melibatkan tenaga medis, ahli gizi, dan lembaga kesehatan yang memastikan bahwa makanan yang diberikan memenuhi standar keamanan pangan. Jika memang terdapat kecurigaan terhadap kualitas makanan yang disalurkan, solusi terbaik adalah melalui audit independen dan pengawasan ketat, bukan dengan menolak manfaatnya secara sepihak.
Tuduhan bahwa program makan bergizi gratis bertujuan untuk membunuh generasi Papua merupakan klaim yang tidak memiliki dasar ilmiah maupun bukti empiris. Konspirasi seperti ini sering digunakan untuk memperkuat narasi konflik dan memperkeruh situasi tanpa solusi konkret bagi masyarakat Papua sendiri.
Sebagai perbandingan, program pemberian makanan di berbagai negara telah terbukti meningkatkan kualitas kesehatan dan kehidupan anak-anak. Jika tuduhan ini benar, maka harus ada bukti kuat berupa hasil penelitian laboratorium yang menunjukkan adanya zat beracun dalam makanan tersebut. Tanpa bukti tersebut, klaim ini hanya akan menambah ketakutan yang tidak berdasar di tengah masyarakat.
Papua membutuhkan solusi nyata dalam mengatasi permasalahan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Menghambat upaya pembangunan, menyebarkan ketakutan, serta mengancam keberlangsungan pendidikan hanya akan memperburuk keadaan. Jika ada kekhawatiran terhadap kebijakan pemerintah, cara yang lebih konstruktif adalah dengan dialog, pengawasan independen, serta kerja sama untuk memastikan bahwa program-program yang dijalankan benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat.
Mengancam membakar sekolah dan menolak program makanan bergizi tanpa bukti yang kuat bukanlah solusi untuk masalah di Papua. Pendidikan dan kesehatan adalah dua aspek utama yang harus tetap dijaga demi masa depan generasi muda Papua. Tuduhan yang tidak didukung fakta justru dapat merugikan masyarakat Papua sendiri, yang seharusnya mendapatkan akses yang lebih baik terhadap pendidikan dan gizi.
OPM tidak mau masyarakat Tanah Papua bisa lebih maju dan berkembang, OPM hanya ingin masyarakat Papua terus hidup dengan penuh ancaman dan ketakutan, karena OPM takut apabila rakyat Papua bisa lebih pintar dari anggota OPM, OPM saat ini hanya bisa menyebarkan berita hoax tanpa adanya kebenaran, dan selalu mengadu domba saudaranya sendiri, yang nantinya menjadi korban untuk melindungi OPM yaitu rakyat Papua.