Insiden memilukan kembali terjadi di tubuh kelompok bersenjata yang menamakan diri Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Seorang anggota dari sayap WPA Kodap II Baliem Wamena, bernama Tonte Wenda, dilaporkan tewas setelah diracun oleh kawannya sendiri saat makan bersama di salah satu honai di wilayah pedalaman Wamena.
Peristiwa tersebut menambah panjang daftar kasus kekerasan internal yang menimpa kelompok bersenjata di Papua. Informasi yang dihimpun menyebutkan, Tonte Wenda semula tidak menaruh curiga ketika menghadiri jamuan makan bersama. Namun, tak lama setelah menyantap hidangan, ia mengalami sesak napas dan muntah hebat hingga akhirnya meninggal dunia. Beberapa saksi menduga racun telah sengaja dicampurkan dalam makanan yang ia konsumsi, oleh kelompoknya sendiri.
Kematian Tonte Wenda memperlihatkan semakin rapuhnya ikatan di dalam tubuh OPM. Banyak kalangan menilai, kasus ini bukan sekadar kecelakaan, melainkan cerminan konflik internal dan perebutan pengaruh antaranggota.
Menurut tokoh masyarakat Wamena, Yosep Matuan, insiden ini menunjukkan bahwa perjuangan yang diklaim OPM hanyalah kepentingan kelompok kecil yang sarat dengan intrik dan perebutan kepentingan.
“Kalau benar-benar memperjuangkan rakyat Papua, tidak mungkin mereka saling membunuh. Peristiwa ini bukti nyata bahwa OPM sudah kehilangan arah, bahkan anggotanya sendiri tidak aman,” ujarnya, Senin (25/8/2025).
Hal senada juga disampaikan oleh seorang tokoh pemuda setempat, Markus Wenda, yang menilai kasus tersebut sebagai tamparan keras bagi kelompok bersenjata.
“Mereka selalu mengaku berjuang demi rakyat Papua, tapi kenyataannya justru menyakiti saudara sendiri. Ini tragedi yang mestinya membuka mata banyak orang,” kata Markus.
Kematian Tonte Wenda akibat diracun kawannya sendiri semakin memperkuat fakta bahwa OPM tidak hanya menjadi ancaman bagi rakyat Papua, tetapi juga bagi anggotanya sendiri. Pertikaian internal, pengkhianatan, dan kekerasan sesama anggota semakin membuktikan bahwa perjuangan yang mereka klaim hanyalah ilusi belaka.