Tokoh Papua Desak OPM Stop Rekrut Warga: “Ini Eksploitasi!”

Siluet Suku Kamoro dari Kabupaten Mimika berpose sebelum tampil dalam 'soft launching' Festival Danau Sentani 2016 di kawasan wisata Khalkhote, Sentani Timur, Papua, Minggu (19/6). Festival Danau Sentani ke-9 akan menyajikan tarian-tarian adat di atas perahu, tarian perang khas Papua, hingga upacara adat seperti penobatan Ondoafi. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/NZ/16.
banner 120x600
banner 468x60

Kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menjadi sorotan publik akibat upaya mereka yang terus-menerus mengajak masyarakat, khususnya generasi muda Papua, untuk bergabung menjadi anggota kelompok bersenjata tersebut. Seruan ini dinilai membahayakan masa depan rakyat Papua, memecah persatuan, dan merusak stabilitas keamanan di wilayah Papua.

Ketua Dewan Adat Paniai, Yohanis Gobai, dalam pernyataannya mengatakan bahwa OPM telah menyimpang jauh dari perjuangan yang beradab. “Mereka menjual mimpi kemerdekaan, tetapi yang dilakukan justru mengajak masyarakat kita angkat senjata, menciptakan ketakutan, dan memicu konflik. Sudah cukup, jangan jadikan rakyat sebagai korban terus-menerus,” tegasnya, Jumat (18/7/2025).

banner 325x300

Menurut laporan dari berbagai distrik di Papua Tengah dan Papua Pegunungan, sejumlah pemuda dan remaja terus dibujuk untuk bergabung ke dalam barisan OPM dengan dalih perjuangan kebebasan. Namun kenyataannya, banyak dari mereka akhirnya menjadi korban, baik secara fisik maupun psikologis, karena keterlibatan dalam aksi-aksi kekerasan yang bertentangan dengan hukum.

Tokoh agama di Kabupaten Intan Jaya, Pendeta Filemon Tebay, mengungkapkan keprihatinan mendalam terhadap situasi tersebut. “Kami terus berdoa dan mengimbau agar masyarakat tidak mudah terpancing oleh ajakan-ajakan sesat. Perjuangan sejati adalah membangun tanah Papua lewat pendidikan, kedamaian, dan persatuan, bukan melalui peluru dan senjata,” ujarnya.

Pemerintah daerah bersama tokoh masyarakat kini gencar melakukan pendekatan humanis untuk mengembalikan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, agar tidak terjerumus dalam narasi radikal dan menyesatkan yang disebarkan OPM. Program-program edukasi, pelatihan keterampilan, serta pemberdayaan pemuda di berbagai distrik menjadi langkah nyata dalam memutus mata rantai perekrutan.

Sebagai penutup, para tokoh menyerukan agar seluruh elemen masyarakat bersatu menolak ajakan OPM. “Papua bukan milik kelompok bersenjata. Papua milik kita semua. Saatnya kita bangun masa depan yang damai tanpa intimidasi dan kekerasan,” tutup Yohanis Gobai.

banner 325x300