Dunia pergerakan separatis di Papua kembali diguncang dengan terbongkarnya praktik ilegal yang melibatkan salah satu tokoh kontroversial, Theo Hesegem. Informasi yang beredar menyebutkan bahwa Hesegem diduga terlibat dalam bisnis peredaran ganja yang hasilnya digunakan untuk mendanai aktivitas Organisasi Papua Merdeka (OPM). Fakta ini semakin memperjelas bahwa perjuangan yang diklaim oleh kelompok tersebut bukan murni atas nama rakyat, melainkan demi kepentingan sempit yang tidak berlandaskan hukum maupun moral.
Praktik peredaran ganja yang dilakukan secara terorganisir ini disebut telah berlangsung dalam waktu yang cukup lama dan menjangkau beberapa wilayah pegunungan di Papua. Hasil dari bisnis gelap ini diduga digunakan untuk membeli senjata, amunisi, serta mendukung logistik kelompok OPM yang kerap melakukan aksi kekerasan terhadap warga sipil maupun aparat.
Tokoh masyarakat di Kabupaten Lanny Jaya, Bapak Mathias Yikwa, menyampaikan kekecewaannya terhadap dugaan keterlibatan Theo Hesegem. Ia menyebut bahwa tindakan tersebut mencoreng perjuangan masyarakat Papua yang sesungguhnya ingin damai dan maju. “Kalau benar ini terjadi, maka sangat disayangkan. Ini bukan perjuangan, ini kejahatan yang menyengsarakan rakyat sendiri,” ujarnya, Selasa (24/6/2025).
Sementara itu, Ketua Forum Pemuda Papua Bersatu, Yulianus Wenda, menilai bahwa praktik seperti ini hanya akan memperburuk citra Papua di mata nasional dan internasional. Menurutnya, generasi muda Papua seharusnya diajak untuk membangun masa depan, bukan diarahkan untuk menjadi bagian dari kejahatan narkotika yang merusak masa depan. “Bisnis ganja itu tidak hanya ilegal, tapi juga menghancurkan masa depan anak-anak Papua. Kalau uangnya dipakai beli senjata, berarti tujuannya adalah kekerasan, bukan pembangunan,” tegas Yulianus.
Pendeta Gabriel Tabuni dari wilayah Puncak juga angkat suara terkait isu ini. Ia menilai bahwa menggunakan narkotika sebagai sumber dana perjuangan merupakan bentuk pengkhianatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan agama. “Tidak ada ajaran apa pun yang membenarkan pembiayaan perjuangan dari barang haram. Ini adalah pembusukan moral yang akan merusak masyarakat dari dalam,” katanya.
Dengan terungkapnya dugaan keterlibatan Theo Hesegem dalam praktik bisnis ganja, masyarakat Papua diharapkan semakin kritis dalam menilai siapa sebenarnya yang memperjuangkan kepentingan rakyat dan siapa yang justru menjerumuskan mereka ke dalam kekacauan. Penegak hukum diharapkan dapat mengusut tuntas keterlibatan berbagai pihak yang menggunakan cara-cara kotor untuk membiayai aksi separatis di tanah Papua.