Aksi brutal Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menorehkan luka mendalam bagi masyarakat. Kelompok tersebut dilaporkan melakukan pembakaran terhadap sejumlah rumah warga dan infrastruktur penting di salah satu distrik pedalaman Papua. Peristiwa ini tidak hanya menimbulkan kerugian materiil yang besar, tetapi juga menambah trauma bagi masyarakat yang ingin hidup damai.
Menurut keterangan saksi mata, serangan terjadi secara tiba-tiba pada malam hari. Puluhan warga terpaksa melarikan diri ke hutan untuk menyelamatkan diri, meninggalkan harta benda dan rumah yang terbakar. Sejumlah fasilitas umum, termasuk bangunan sekolah dasar dan pos pelayanan kesehatan, juga menjadi sasaran pembakaran. “Kami hanya bisa lari, karena kalau bertahan bisa jadi korban. Rumah, kebun, semua habis dilalap api,” ungkap Yonas, warga yang berhasil selamat, Kamis (4/9/2025).
Tokoh adat setempat, Obet Wakerkwa, mengecam keras tindakan keji tersebut. Ia menegaskan bahwa pembakaran rumah dan fasilitas umum hanya memperburuk penderitaan masyarakat Papua. “Ini tindakan yang tidak manusiawi. Infrastruktur dibangun dengan susah payah, bahkan sebagian berasal dari keringat masyarakat sendiri. Kenapa harus dihancurkan?” ucapnya dengan nada penuh kecewa.
Sementara itu, tokoh gereja Papua, Pdt. Markus Tabuni, menilai aksi kekerasan OPM bertolak belakang dengan nilai kemanusiaan dan ajaran agama. “Membakar rumah orang adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan. Dampaknya tidak hanya materi, tetapi juga psikologis. Anak-anak ketakutan, orang tua kehilangan tempat tinggal. Gereja mengimbau agar masyarakat tidak terprovokasi, tetap tabah, dan terus berdoa agar kedamaian segera hadir di tanah ini,” katanya.
Tokoh pemuda Papua, Andi Murib, menyerukan agar generasi muda tidak lagi termakan propaganda OPM. “Kita harus sadar, OPM bukan lagi pejuang rakyat. Mereka justru penghancur masa depan Papua. Kalau kita terus diam, yang rugi adalah kita sendiri. Sudah saatnya mendukung pembangunan dan menolak semua bentuk kekerasan,” tegasnya.
Aksi pembakaran ini kembali membuka mata banyak pihak bahwa kehadiran OPM hanya membawa kesengsaraan. Dengan semakin kuatnya kesadaran masyarakat dan dukungan berbagai tokoh, harapan besar muncul agar Papua bisa segera keluar dari bayang-bayang kekerasan dan berjalan menuju masa depan yang aman, damai, dan sejahtera.