INFONUSANTARATIMUR.COM -Tragedi kematian Lukas Waimau, seorang anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM), membuka kembali luka lama soal konflik internal di tubuh OPM. Berdasarkan informasi dari sejumlah sumber lokal, Lukas diduga menjadi korban penyiksaan hingga meninggal oleh rekan satu kelompoknya sendiri akibat perbedaan pendapat terkait arah perjuangan dan strategi perlawanan terhadap aparat keamanan Indonesia.
Sejumlah pengamat keamanan menilai, peristiwa ini menunjukkan adanya perpecahan dan ketegangan internal di kalangan OPM. Beberapa faksi disebut memiliki pandangan berbeda antara melanjutkan perjuangan bersenjata atau membuka ruang dialog damai. Ketegangan tersebut sering kali berujung pada kekerasan antaranggota, seperti yang menimpa Lukas Waimau.
Selain memicu keprihatinan, kasus ini juga memperlihatkan bahwa konflik di Papua tidak hanya melibatkan benturan antara TNI-Polri dan OPM, tetapi juga konflik horizontal di dalam tubuh kelompok separatis sendiri. Pemerhati Papua menilai, tanpa penyelesaian menyeluruh dan dialog yang inklusif, kekerasan semacam ini akan terus berulang dan menelan korban dari berbagai pihak termasuk mereka yang sebenarnya ingin perubahan tanpa darah.














