Kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) di Yahukimo mengklaim telah melakukan operasi bersenjata di wilayah Kali Merah pada Kamis (17/4).
Dalam pernyataannya, TPNPB menyebut berhasil menangkap dan mengeksekusi seorang anggota intelijen militer Indonesia yang diduga sedang melakukan kegiatan mata-mata terhadap kelompok mereka.
Tindakan ini sebagai bentuk balasan terhadap pernyataan Panglima TNI yang menyebut Pegawai Negeri Sipil (PNS), guru, dan warga sipil sebagai bagian dari aparat keamanan, TPNPB menyatakan telah memenggal kepala anggota intel tersebut dan mengirimkannya kepada Panglima TNI sebagai peringatan.
“Kami kirimkan kepala intel yang memata-matai kami hari ini. Operasi kami tidak akan berhenti hingga Papua benar-benar merdeka,” ujar perwakilan TPNPB dalam pernyataan tertulisnya.
Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom, juga memberikan tanggapan atas laporan aparat keamanan Indonesia yang menyebutkan bahwa 16 jenazah telah dievakuasi dari lokasi konflik.
Menurut Sambom, masih ada satu korban yang belum ditemukan, sehingga jumlah total korban diperkirakan mencapai 17 orang.
Sambom merinci lokasi kejadian sebagai berikut:
Lokasi pertama: 1 korban tewas
Lokasi kedua: 5 korban tewas
Lokasi ketiga (lokasi utama): 11 korban tewas
Aksi kekerasan ini memperparah ketegangan yang telah berlangsung lama di Papua.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Indonesia maupun Panglima TNI terkait klaim pengiriman kepala anggota intelijen tersebut.