Kehadiran APKAM di Kampung Yuguru Bukti Komitmen Pemerintah Selesaikan Konflik Papua

banner 120x600
banner 468x60

Pemerintah Indonesia melalui aparat keamanan (Apkam) terus menunjukkan komitmennya dalam menangani konflik dan menciptakan stabilitas di wilayah Papua. Salah satu bukti nyata dari komitmen tersebut adalah kehadiran Apkam di Kampung Yuguru, Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan, yang selama ini dikenal sebagai salah satu wilayah rawan gangguan kelompok bersenjata.

Kehadiran aparat bukan hanya untuk menjaga keamanan, tetapi juga sebagai bentuk nyata perlindungan terhadap masyarakat sipil yang selama bertahun-tahun hidup dalam bayang-bayang ketakutan akibat aksi kekerasan yang dilakukan kelompok separatis bersenjata.

banner 325x300

Kampung Yuguru berada di wilayah pegunungan terpencil yang selama ini sulit diakses baik oleh pemerintah maupun lembaga sosial. Topografi yang berat serta keterbatasan infrastruktur menjadikan wilayah ini kurang mendapat perhatian dan rentan terhadap infiltrasi kelompok separatis, seperti Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).

Selama beberapa tahun terakhir, masyarakat di Kampung Yuguru kerap mengalami gangguan keamanan, seperti perampasan hasil kebun, ancaman fisik, hingga kekerasan bersenjata. Warga hidup dalam ketakutan dan aktivitas ekonomi serta pendidikan pun lumpuh.

Namun, sejak awal tahun 2025, pemerintah melalui TNI-Polri mulai menerapkan pendekatan baru berbasis perlindungan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan. Salah satunya adalah dengan menempatkan satuan tugas khusus di wilayah Yuguru untuk memastikan rasa aman bagi masyarakat setempat.

Kehadiran aparat keamanan di Kampung Yuguru membawa angin segar bagi masyarakat. Tidak hanya melakukan patroli rutin, personel TNI-Polri juga terlibat dalam kegiatan sosial seperti pelayanan kesehatan, perbaikan fasilitas umum, dan pendampingan pendidikan.

Respons masyarakat terhadap kehadiran Apkam sebagian besar positif. Banyak warga mengaku merasa lebih aman dan mulai berani kembali menjalani aktivitas harian seperti berkebun, berdagang, bahkan menghidupkan kembali sekolah yang sempat vakum akibat konflik.

Salah seorang tokoh masyarakat Yuguru, Yonas Murib, menyatakan bahwa kehadiran aparat membawa perubahan besar. “Dulu kami tidur tidak nyenyak karena takut diserang kelompok bersenjata. Sekarang, kami merasa aman. Anak-anak bisa sekolah lagi, dan kami bisa pergi ke kebun tanpa rasa khawatir,” katanya, Kamis (24/4/2025).

Ia juga menambahkan bahwa masyarakat mendukung penuh kehadiran negara selama aparat bersikap bijak dan menghormati adat serta nilai-nilai lokal. “Kami senang jika negara hadir untuk melindungi, bukan menakuti. Dan sejauh ini, para tentara dan polisi sudah menunjukkan itu,” tambahnya.

Selain pengamanan, pemerintah juga mulai menginisiasi berbagai program pembangunan di Yuguru. Kementerian Sosial bersama pemerintah daerah mengirimkan bantuan logistik, alat pertanian, serta mendirikan pos pelayanan kesehatan darurat. Dinas Pendidikan juga menugaskan guru relawan untuk kembali mengajar anak-anak di kampung.

Salah satu program yang mendapat apresiasi adalah pengadaan sekolah darurat berbasis komunitas. Dengan dukungan personel TNI, bangunan sederhana yang berfungsi sebagai ruang kelas mulai dioperasikan sejak awal Maret 2025. “Kami senang sekali bisa belajar lagi. Dulu sekolah rusak dan guru tidak berani datang,” ujar Rina, siswi kelas 5 SD di Yuguru.

Program-program ini diharapkan menjadi pemicu kembalinya kehidupan normal di daerah-daerah yang sempat dikosongkan akibat konflik. Pemerintah menyatakan bahwa pembangunan akan terus berlanjut seiring meningkatnya stabilitas keamanan.

Di sisi lain, kehadiran aparat di Yuguru secara tidak langsung mempersempit ruang gerak kelompok separatis. Beberapa laporan intelijen menyebut bahwa OPM mengalami penurunan dukungan di lapangan karena masyarakat semakin menyadari bahwa aksi kekerasan mereka justru menyengsarakan rakyat.

Kehadiran Apkam di Kampung Yuguru menjadi simbol bahwa negara tidak tinggal diam terhadap penderitaan masyarakat Papua. Langkah ini bukan sekadar operasi keamanan, melainkan bagian dari upaya panjang membangun Papua yang damai, adil, dan sejahtera.

banner 325x300