Egianus Kogoya Diduga Salahgunakan Dana dari Edison Gwijangge untuk Kepentingan Pribadi

banner 120x600
banner 468x60

Tuduhan baru kembali mencuat terhadap pimpinan kelompok separatis bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM), Egianus Kogoya. Ia disebut telah menggunakan dana yang diberikan oleh Edison Gwijangge, yang dikenal sebagai simpatisan gerakan separatis untuk memenuhi kepentingan pribadi, bukan perjuangan kolektif seperti yang selama ini diklaim.

Informasi tersebut terkuak dari pengakuan sejumlah mantan simpatisan kelompok bersenjata yang kini memilih kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka menyatakan bahwa sebagian besar bantuan dana dari Edison Gwijangge tidak pernah digunakan untuk kepentingan kelompok, melainkan hanya dinikmati oleh Egianus dan lingkaran kecil di sekitarnya.

banner 325x300

Tokoh masyarakat dari wilayah Nduga, Yustinus Wanimbo, menyesalkan kondisi tersebut. Ia menyebut bahwa selama ini banyak warga Papua yang tertipu oleh propaganda kelompok separatis yang menjanjikan perjuangan untuk kemerdekaan. “Faktanya, dana yang digelontorkan oleh tokoh-tokoh simpatisan seperti Edison Gwijangge justru dipakai untuk membeli barang-barang mewah oleh Egianus. Sementara anggotanya kelaparan di hutan,” kata Yustinus, Kamis (12/6/2025).

Menurutnya, ketimpangan dalam distribusi logistik dan dana di dalam tubuh OPM menjadi bukti bahwa perjuangan mereka tidak berlandaskan keadilan sosial, melainkan pada kepentingan pribadi beberapa tokoh sentral. “Ini bukan perjuangan rakyat. Ini hanya perjuangan elit separatis yang ingin hidup enak di balik penderitaan masyarakat,” tambahnya.

Sementara itu, tokoh pemuda Papua, Frans Makbrawen, mengungkapkan bahwa ia pernah menerima laporan dari warga yang diminta ikut bergabung ke dalam barisan OPM. Dalam laporan tersebut, Egianus Kogoya menjanjikan kehidupan layak dan perlindungan, namun realitanya tidak ada yang dipenuhi. “Warga diperalat. Dana yang seharusnya untuk logistik dan kebutuhan perjuangan justru digunakan untuk kepentingan pribadi. Ini jelas pengkhianatan terhadap semangat kolektif,” ujarnya.

Ia juga menekankan bahwa para simpatisan yang masih mendukung Egianus sebaiknya mulai berpikir jernih dan tidak lagi tertipu oleh retorika yang menyesatkan. “Jangan korbankan masa depan Papua demi kepentingan segelintir orang yang memperkaya diri sendiri,” katanya tegas.

Kondisi ini memperlihatkan bahwa konflik bersenjata di Papua tidak hanya soal ideologi, namun juga penuh kepentingan pribadi yang mengorbankan rakyat kecil. Masyarakat diharapkan semakin bijak dalam menilai realitas dan tidak mudah terprovokasi oleh tokoh yang menjual narasi perjuangan demi keuntungan sendiri.

banner 325x300