Dinilai Tak Bermanfaat bagi OAP, Masyarakat Desak Pembubaran MRP!

banner 120x600
banner 468x60

Sejumlah warga menilai lembaga Majelis Rakyat Papua-Provinsi Papua Pegunungan (MRP-PPP) tidak memperjuangkan hak-hak orang asli Papua (OAP) sehingga mereka menyarankan pemerintah membubarkan organisasi itu.

Masyarakat menyebut 41 anggota MRP-PPP itu vakum usai dilantik oleh Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Jhon Wempi Wetipo di hotel miliknya Grand Baliem Hotel, Jayawijaya pada 2023 lalu.

banner 325x300

“Angota MRP yang ada sekarang ini semua orang titipan. Bukan mewakili aspirasi masyarakat atau lembaga adat yang vocal yang selalu eksis memperjuangkan hak-hak masyarakat adat atau hak dasar orang asli Papua,” tulis Bonny Lanny seorang warga Papua Pegunungan di group media sosial.

Ia menyebut anggota MRP merupakan titipan oknum untuk kepentingan tertentu, sehingga sampai dengan tahun 2025 lembaga itu belum membuat atau mengeluarkan regulasi yang dapat melindungi masyarakat Papua.

“Lebih baik lembaga ini dibubarkan saja dari pada bikin habis uang negara, makan gaji buta pake (pakai) fasilitas negara tapi tidak bisa buat apa-apa untuk masyarakat asli Papua,” tulisnya lanjut.

Pembahasan dengan topik MRP langsung mendapat respon dari beberapa orang. Pandagan mereka juga tidak jauh berbeda dengan yang disampaikan Bonny Lanny

Warga lainnya memberikan pernyataan yang berbunyi “MRP belum berjuang hak-hak dasar kehidupan OAP (hak hidup sehat, pendidika dan perekonomian rakyat) dalam poltik harusnya MRP bisa proteksi untuk bentuk partai lokal”. Tetapi kelihatannya, ini belum dijalankan maksimal oleh MRP.

Aktivis Hak Asasi Manusia Theo Hesegem melalui tulisannya di dalam group publik itu, menyoroti MRP yang belum membela hak-hak masyarakat adat, terutama pada situasi konflik bersenjata yang berdampak terjadinya pengungsian.

“Majelis Rayat Papua sebenarnya belum memahami dan mengerti topoksinya,” kata dia.

Warga lain lagi, memberikan pernyataan singkat yang berbunyi “Majelis Rakyat Papua Pegunungan, perlu banyak belajar ke Lembaga Masyarakat Adat (LMA)”.

Informasi juga menyebutkan puluhan anggota MRP yang berkantor tidak jauh dari Kantor Bupati Jayawijaya, jarang berada di tempat. Mereka lebih banyak berada di luar Papua Pegunungan.

banner 325x300