Upaya evakuasi terhadap korban penembakan yang dilakukan oleh kelompok Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN OPM), serta masyarakat sipil yang dijadikan tameng hidup, telah resmi dilaksanakan pada Kamis pagi. Proses evakuasi ini difasilitasi langsung oleh Pemerintah Kabupaten Intan Jaya.
Dalam acara tersebut turut hadir Bupati Intan Jaya, Bapak Aner Maiseni, S.Kom., S.H., M.H., didampingi Wakil Bupati, Elias Igapa, SE, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Bapak Yoakim Mujizau, Sekretaris Daerah Aser Mirip, S.Pd., M.Si. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevakuasi para korban yang berada di sejumlah kampung, yaitu Kampung Sugapa Lama, Bambu Kuning, dan Dugusiga, pada pukul 10.20 WIT.
Dalam keterangannya kepada awak media, Bupati Aner Maiseni menyampaikan bahwa evakuasi ini merupakan langkah penting untuk menyelamatkan korban penembakan dan masyarakat sipil yang selama ini dijadikan perisai hidup oleh kelompok bersenjata TPN OPM.
“Kami menerima banyak laporan bahwa warga dijanjikan kesejahteraan oleh kelompok OPM. Namun kenyataannya, mereka dijadikan tameng untuk menghadang aparat keamanan. Akibatnya, warga sipil ikut menjadi korban dalam konflik bersenjata ini,” ungkap Bupati, Kamis (15/5/2025).
Bupati juga menjelaskan bahwa proses evakuasi akan dipimpin langsung oleh Kepala Dinas DPMK, Yoakim Mujizau, dan melibatkan masyarakat setempat sebagai bentuk partisipasi aktif dalam penanganan krisis kemanusiaan ini.
“Kelompok bersenjata TPN OPM tersebar di berbagai titik. Karena itu saya minta seluruh tim evakuasi tetap waspada dan mengutamakan keselamatan diri masing-masing,” tegasnya.
Sebagai bentuk dukungan dan kepedulian, Bupati Intan Jaya dibantu oleh semua OAP yang berprofesi sebagai kelompok tukang ojek dan mengunakan kurang lebih 40 kendaraan motor serta 1 kendaraan mobil hilux warna hitam.
Proses evakuasi ini dinilai sangat krusial mengingat banyak korban yang belum mendapatkan penanganan medis secara layak. Menurut laporan sementara, sejumlah korban telah berhasil dievakuasi ke fasilitas kesehatan terdekat, namun masih terdapat korban lain yang belum ditemukan atau belum dapat dijangkau karena kondisi keamanan di lapangan.
Aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata OPM ini terus menuai kecaman, terutama karena menjadikan warga sipil sebagai tameng hidup.