Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua Tengah (DPR PT), Peanus Uamang, S.HI yang berasal dari Fraksi Gabungan Papua Tengah Terang menyampaikan, meninggalnya kedua pendaki Gunung Cartensz PT Tropik Cartensz Jaya atas nama Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti terjadi, karena mengabaikan masyarakat adat selaku pemilik hak ulayat setempat. Hal itu disampaikan Peanus ketika menghubungi Salampapua.com, Senin (3/3/2025).
“Kami melihat aktivitas pendakian Gunung Cartenz oleh PT Tropik tanpa sepengetahuan masyarakat adat Pemilik Hak ulayat setempat. Sebab itu kita kaget dengan menyusul insiden tewasnya dua wisatawan dalam pendakian. Seharusnya keselamatan itu diutamakan jika perusahaan tersebut mau mendengarkan serta mengetahui masyarakat adat pemilik hak ulayat setempat,”tegasnya.
Gunung di atas itu kata Peanus merupakan wilayah sakral menurut masyarakat adat pemilik hak ulayat setempat lebih, khususnya marga-marga yang mendiami di bawah kaki Gunung Cartenz di Lembah Tsinga dan memiliki hak adat atas wilayah tersebut.
Masyarakat adat pemilik hak ulayat menurutnya, sudah tahu hal buruk yang akan terjadi. Maka siapapun yang tetap nekat membawa wisatawan asing dan karyawannya untuk mendaki, keselamatan itu penting.
“Saya menyapaikan bahwa kekuatan alam di Gunung Cartenz jauh lebih dahsyat daripada kemampuan manusia. Ini bukan tentang sakit atau kecelakaan biasa, tetapi tentang kekuatan alam yang tidak bisa diremehkan. Nyawa manusia bisa terancam jika kita tidak menghormati alam dan hukum adat masih berlaku. Apalagi kalau dua orang yang meninggal itu wanita. Karena menurut adat, perempuan yang pertama meninggal berarti sudah buka jalan besar-besaran untuk banyak sekali yang antri,” terangnya.
Jadi sambung Peanus, jika belum ada kesepakatan dengan masyarakat ada pemilik hak ulayat, PT Tropik diminta tidak boleh lagi membawa wisatawan atau melakukan pendakian di wilayah tersebut.
Ia menambahkan wilayah masyarakat ada termasuk Lembah Tsinga, adalah daerah yang sangat sakral dan memiliki nilai spiritual tinggi bagi masyarakat setempat. Oleh karena itu, setiap aktivitas di wilayah tersebut harus dilakukan dengan penuh keselamatan kerja dan penghormatan terhadap adat istiadat dan masyarakat adat pemilik Hak ulayat setempat.
“Kami perwakilan rakyat juga tidak ingin ada korban jiwa lagi ke depan,” ujar polisi partai PAN ini.
Dengan sikap tegas dia berharap PT Tropik dan perusahaan lain dapat lebih menghormati hak-hak masyarakat adat pemilik hak ulayat setempat, dan mengutamakan keselamatan serta keamanan dalam kegiatan yang dilakukan di wilayah adat masyarakat setempat.