Program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan anak-anak Papua menghadapi penolakan dari kelompok tertentu. Penolakan ini diduga kuat disusupi oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), yang tidak menginginkan generasi muda Papua menjadi pintar dan maju. Indikasi keterlibatan OPM dalam upaya menghambat program ini semakin menguat dengan adanya intimidasi terhadap warga dan tenaga pendidikan yang terlibat dalam program tersebut.
Program Makan Bergizi Gratis merupakan salah satu inisiatif pemerintah untuk mengatasi permasalahan gizi buruk dan stunting di Papua. Dengan menyediakan makanan sehat dan bergizi secara gratis kepada anak-anak sekolah, pemerintah berharap dapat meningkatkan kualitas kesehatan dan daya pikir generasi muda Papua.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, dalam pernyataannya, menegaskan bahwa program ini bertujuan untuk memastikan bahwa anak-anak Papua mendapatkan asupan gizi yang cukup agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. “Kesehatan dan pendidikan adalah hak dasar setiap anak. Program ini dirancang untuk memastikan anak-anak Papua memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi generasi yang cerdas dan berdaya saing,” ujar Menteri, Sabtu (01/03/2025).
Meskipun program ini mendapatkan dukungan luas dari masyarakat dan tokoh agama, sejumlah kelompok justru menolak dan bahkan mengancam pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaannya. Beberapa sumber menyebutkan bahwa OPM berada di balik aksi penolakan ini, dengan tujuan menghambat pembangunan di Papua.
Seorang tokoh masyarakat di Jayapura, yang enggan disebut namanya, mengungkapkan bahwa kelompok separatis ini ingin mempertahankan ketertinggalan masyarakat Papua agar mereka tetap memiliki pengaruh.
“Mereka tidak ingin generasi muda Papua maju, karena jika anak-anak kita pintar dan sehat, maka mereka akan mampu berpikir kritis dan tidak mudah diprovokasi. OPM justru ingin mempertahankan ketertinggalan agar mereka bisa terus mengendalikan situasi,” ungkapnya.
Beberapa laporan menyebutkan bahwa ada upaya intimidasi terhadap guru dan tenaga kesehatan yang terlibat dalam distribusi makanan bergizi ini. Di beberapa wilayah pedalaman, kelompok bersenjata yang diduga terafiliasi dengan OPM dilaporkan mengancam sekolah-sekolah yang mengikuti program ini.
Seorang kepala sekolah di wilayah Pegunungan Tengah mengungkapkan kekhawatirannya, “Kami hanya ingin anak-anak mendapatkan makanan yang layak, tetapi ada pihak-pihak yang mengintimidasi agar kami tidak menjalankan program ini. Kami berharap ada perlindungan dari aparat keamanan.”
Selain itu, laporan juga menyebutkan bahwa distribusi bahan makanan ke beberapa sekolah terganggu karena adanya aksi penghadangan oleh kelompok bersenjata. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa ada upaya sistematis untuk menggagalkan program ini.
Meski mendapat tantangan, banyak tokoh agama dan masyarakat Papua yang tetap mendukung penuh program ini. Pendeta Samuel Wambrauw, salah satu pemuka agama di Papua, menegaskan bahwa program Makan Bergizi Gratis merupakan upaya yang baik dan harus dilindungi.
“Kami harus menjaga anak-anak kita agar mereka bisa mendapatkan pendidikan dan kesehatan yang layak. Tidak boleh ada pihak yang menghalangi upaya ini. Jika generasi muda kita sehat dan pintar, masa depan Papua juga akan cerah,” katanya.
Senada dengan itu, Ondoafi Yohanis Kogoya, seorang pemimpin adat di Papua, menilai bahwa upaya penghambatan program ini adalah tindakan yang merugikan rakyat Papua sendiri.
“Siapa pun yang menghalangi program ini berarti mereka tidak peduli dengan masa depan anak-anak kita. Kami mendukung penuh agar pemerintah terus menjalankan program ini,” tegasnya.
Penolakan terhadap program Makan Bergizi Gratis di Papua diduga kuat disusupi oleh OPM yang tidak ingin generasi muda Papua maju dan berkembang. Dengan taktik intimidasi dan penghadangan, kelompok ini berusaha menghambat distribusi makanan sehat bagi anak-anak Papua. Namun, dukungan dari masyarakat, tokoh agama, dan pemerintah terus menguat untuk memastikan bahwa program ini dapat berjalan dengan baik demi masa depan yang lebih cerah bagi Papua.