Setelah beberapa waktu mengungsi akibat ancaman dari Organisasi Papua Merdeka (OPM), masyarakat Kampung Gigobak, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Papua Pegunungan, akhirnya bersiap untuk kembali ke rumah mereka masing-masing. Kepulangan ini difasilitasi melalui mediasi yang dilakukan oleh Aparat Keamanan (Apkam) Sinak, bekerja sama dengan sejumlah tokoh masyarakat setempat.
Pada hari Kamis, 20 Februari 2025, pukul 13.00 hingga 15.30 WIT, proses mediasi berlangsung di Kantor Polsek Sinak, Kampung Gigobak. Mediasi ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Danpos Sinak Satgas Mandala V, Satgas ODC, tokoh masyarakat, kepala suku, serta perwakilan pemerintah distrik. Dalam pertemuan tersebut, Apkam Sinak menegaskan komitmennya untuk terus mendukung keamanan, kedamaian, dan kesejahteraan masyarakat di wilayah Sinak.
Danpos Sinak Satgas Mandala V menyatakan bahwa Apkam Sinak akan selalu siap membantu masyarakat yang terdampak konflik agar dapat kembali hidup dengan aman dan nyaman. “Kami Apkam Sinak sangat prihatin dengan kondisi masyarakat yang masih berada di daerah pelosok. Dengan adanya pembangunan jalan, kami siap mendukung serta membantu proses pembangunan yang berada di wilayah Sinak. Kami juga berharap kepada tokoh masyarakat untuk berperan aktif mengarahkan masyarakat agar kembali ke tempat tinggalnya masing-masing,” ujar Danpos Sinak.
Briptu Wasiat Samber, selaku perwakilan Satgas ODC, menambahkan bahwa pihaknya akan terus berupaya maksimal untuk berkoordinasi dengan berbagai elemen guna memastikan proses pemulangan pengungsi berjalan lancar. “Mohon kerja sama semua pihak, baik aparat pemerintah, tokoh masyarakat, maupun kepala suku, untuk bersama-sama mengupayakan pemulangan masyarakat pengungsi, sehingga stabilitas kehidupan masyarakat dapat kembali pulih seperti sediakala,” ungkap Briptu Wasiat.
Sementara itu, Kepala Suku Umum Daibenus Murib, yang turut hadir dalam mediasi, menegaskan kesiapan pihaknya untuk mengantarkan masyarakat pengungsi kembali ke kampung halaman masing-masing. Daibenus Murib juga mengusulkan agar tradisi adat bakar batu diadakan di satu tempat, sebagai sarana mengumpulkan masyarakat dan mengiringi proses pemulangan pengungsi dengan kearifan lokal yang telah mengakar kuat di tengah masyarakat Papua. “Kami sangat setuju dengan upaya pemulangan ini dan kami siap membantu. Kami juga sangat prihatin dengan mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi di Kabupaten Nabire, karena mereka tidak mengetahui kondisi nyata yang terjadi di lapangan. Kami berharap adanya pembangunan yang berkesinambungan di wilayah Sinak dan sekitarnya,” tutur Daibenus Murib.
Pernyataan serupa disampaikan oleh Sekretaris Distrik (Sekdis) Sinak Barat, yang mengungkapkan adanya tekanan yang dirasakan oleh pihaknya akibat ancaman dari pihak ketiga (OPM). “Kami serba salah dalam situasi ini, karena di satu sisi kami memiliki keluarga yang berada di Sinak, sementara di sisi lain kami terus-menerus diancam oleh pihak ketiga. Namun, kami tetap berharap pembangunan di wilayah ini dapat terus berjalan agar masyarakat kami juga merasakan kenyamanan dan kesejahteraan yang merata, termasuk di pelosok-pelosok terpencil,” ujar Sekdis Sinak Barat.
Dengan adanya mediasi ini, suasana di Distrik Sinak diharapkan akan berangsur-angsur kondusif, sehingga proses pembangunan dan pemulihan sosial dapat berjalan dengan baik. Dukungan dari seluruh elemen masyarakat, aparat keamanan, dan pemerintah setempat menjadi kunci utama untuk memastikan masyarakat pengungsi bisa kembali ke rumah mereka dengan aman dan nyaman.
Masyarakat Gigobak pun kini menantikan saat-saat untuk kembali berkumpul di kampung halaman mereka, melanjutkan kehidupan yang sempat terganggu, dengan harapan besar akan hadirnya kedamaian yang berkelanjutan serta peningkatan kesejahteraan yang merata di Papua Pegunungan.