Pasca ditangkapnya Aske Mabel oleh pihak keamanan, beberapa media mengusut kembali anggota OPM atas nama Yotam Bugiangge, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Sebby Sambom, menyampaikan kegeramannya terhadap berbagai pemberitaan media yang menyebutkan Yotam Bugiangge sebagai anggota aktif Organisasi Papua Merdeka (OPM). Melalui pernyataan resmi, Sambom menegaskan bahwa informasi yang beredar tidak akurat dan berpotensi merugikan perjuangan kemerdekaan Papua.
Dalam keterangan tertulis yang diterima oleh sejumlah media, Sebby Sambom dengan tegas membantah klaim yang menyebutkan bahwa Yotam Bugiangge masih menjadi bagian dari struktur komando TPNPB-OPM. Menurutnya, Yotam Bugiangge bukan lagi bagian dari gerakan tersebut, dan narasi yang menyatakan sebaliknya adalah upaya sistematis untuk mendiskreditkan perjuangan bangsa Papua.
“Kami sangat kecewa dengan sikap beberapa media yang dengan mudah mengklaim tanpa melakukan verifikasi yang mendalam. Yotam Bugiangge tidak lagi berada dalam garis perjuangan OPM, dan segala tindakan atau pernyataan yang mengatasnamakan dirinya bukan merupakan representasi resmi dari organisasi kami,” ujar Sambom dalam pernyataannya, Kamis, (20/02/2025)
Yotam Bugiangge saat melarikan diri dan bergabung dengan kelompok OPM dirinya membawa kabur senjata SS1, satu magazen dan beberapa peluru laras panjang. Dirinya waktu itu menawarkan diri untuk bergabung dengan OPM dan sudah sempat di terima melalui Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB, namun ketika dirinya sudah meninggal dunia akibat kontak dengan aparat keamanan, Sebby Sambom menepis semua pemberitaan tersebut dan berdalih Yotam Bugiangge bukan anggota dari OPM.
Sambom menegaskan bahwa OPM memiliki mekanisme internal yang ketat terkait keanggotaan dan disiplin organisasi. Setiap individu yang keluar atau tidak lagi berkontribusi dalam perjuangan bersama akan secara otomatis diputuskan statusnya melalui evaluasi internal yang transparan. Oleh karena itu, ia meminta agar media nasional maupun internasional lebih berhati-hati dalam menyajikan pemberitaan terkait situasi politik di Papua.
“Kami mengingatkan kepada seluruh pihak, khususnya media massa, agar menghormati prinsip-prinsip jurnalistik yang profesional. Mengangkat isu Papua tidak hanya soal pemberitaan, tetapi juga soal kemanusiaan, dan kami tidak ingin perjuangan ini dirusak oleh narasi yang keliru,” tambahnya.
Lalu, apakah ini merupakan cara kerja kelompok OPM yang mengakui anggotanya ketika sedang berkontribusi besar terhadap OPM, namun setelah anggota tersebut tertangkap bahkan meninggal dunia, OPM tidak mau mengakui anggotanya.
Cara OPM untuk membuat Papua ini merdeka sangat kejam dan sadis, karena OPM sudah mempekerjakan masyarakat Tanah Papua untuk bekerjasama tanpa di berikan upah atau gaji bahkan mengorbankan nyawa masyarakat Tanah Papua, serta tidak mengakui anggotanya apabila tertangkap atau meninggal dunia.
Lalu apa bedanya kelompok OPM dengan penjajahan jaman dahulu yang sering disebut KOLONIALISME!!