INFONUSANTARATIMUR.COM – Seruan damai Natal yang disampaikan KNPB Pusat menuai sorotan tajam karena dinilai bertolak belakang dengan realitas keamanan di Papua. Di tengah ajakan tentang kasih, harapan, dan perdamaian, masyarakat justru masih hidup dalam ketakutan akibat rentetan aksi kekerasan kelompok TPNPB-OPM yang terus berulang dan menelan korban warga sipil.
Berbagai insiden teror, intimidasi, dan serangan terhadap masyarakat, termasuk pembakaran rumah serta pemaksaan pengungsian, memperlihatkan jurang antara narasi damai yang disuarakan dan situasi di lapangan. Natal bagi banyak warga Papua tidak dirayakan dalam sukacita, melainkan di pengungsian, dengan rasa cemas dan kehilangan.
Pengamat menilai, seruan damai akan kehilangan makna jika tidak disertai penghentian nyata terhadap kekerasan. Perdamaian sejati, menurut mereka, hanya dapat terwujud ketika keselamatan warga sipil dijamin dan Natal benar-benar dirayakan tanpa ancaman senjata, bukan sekadar menjadi retorika politik.














