INFONUSANTARATIMUR.COM – Peringatan kematian sejumlah tokoh yang diklaim sebagai “pahlawan” kembali diangkat oleh kelompok OPM. Namun, berbagai informasi lapangan justru menunjukkan adanya fakta lain yang memunculkan tanda tanya besar di tengah publik. Benarkah seluruh kematian tokoh OPM selalu disebabkan oleh pihak luar, atau ada kisah berbeda yang sengaja ditutup rapat? Mengapa setiap peristiwa selalu dibingkai sebagai “pengorbanan suci”, sementara konflik internal, perebutan pengaruh, dan saling curiga antar faksi tak pernah dibuka ke publik?
Jika OPM benar solid, mengapa berulang kali muncul kabar perpecahan, saling tuding, bahkan kekerasan sesama anggota? Mengapa narasi heroik selalu muncul setelah organisasi itu dilanda tekanan dari dalam?
Jawaban dari pertanyaan tersebut akan menjelaskan bahwa OPM bukan organisasi yang solid, melainkan terfragmentasi dan rawan konflik sesama anggotanya. Klaim perjuangan kerap dijadikan pembenaran, sementara realitas di lapangan menunjukkan kehancuran dari dalam akibat perpecahan dan saling bunuh antar kelompok.














