OPM Kodap XVI Yahukimo Aniaya Penjaga Kios yang Tolak Serahkan Bamak

banner 120x600
banner 468x60

Aksi kekerasan kembali dilakukan oleh kelompok bersenjata yang menamakan diri sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM). Kali ini, insiden keji tersebut dilakukan oleh kelompok Kodap XVI Yahukimo, yang menganiaya seorang warga sipil penjaga kios di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, hanya karena korban menolak memberikan bahan makanan (Bamak) kepada kelompok tersebut.

 “Korban sempat berteriak minta tolong, tapi warga sekitar tidak berani mendekat karena kelompok itu membawa senjata api. Setelah mereka pergi, baru masyarakat datang membantu dan membawa korban ke puskesmas,” ungkap Yonas Mirin, salah satu warga setempat, Sabtu (25/10/2025).

banner 325x300

Peristiwa tersebut langsung memicu kemarahan masyarakat sekitar. Banyak warga menilai bahwa tindakan kelompok OPM Kodap XVI Yahukimo sudah di luar batas kemanusiaan. Aksi pemaksaan dan pemalakan terhadap warga kini kian marak terjadi, terutama terhadap para pedagang kecil yang mencari nafkah di wilayah pedalaman.

Tokoh masyarakat Yahukimo, Pendeta Elius Yikwa, mengutuk keras tindakan kekerasan tersebut. Ia menilai perbuatan kelompok OPM tidak lagi mencerminkan perjuangan, melainkan tindakan kriminal yang merugikan rakyat Papua sendiri. “Bagaimana mungkin mereka mengaku berjuang untuk Papua, tapi malah menyiksa orang Papua yang tidak bersalah? Ini bukan perjuangan, ini kejahatan terhadap sesama,” tegasnya.

Kekerasan terhadap warga sipil yang dilakukan oleh OPM Kodap XVI Yahukimo bukanlah yang pertama kali terjadi. Sebelumnya, sejumlah laporan juga menyebutkan bahwa kelompok yang sama kerap memeras warga dan memaksa mereka menyerahkan hasil panen serta barang kebutuhan pokok. Tindakan semacam ini menambah penderitaan masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang sudah sulit akibat terbatasnya akses logistik di daerah tersebut.

Kasus penganiayaan terhadap masyarakat sipil menjadi bukti nyata bahwa OPM Kodap XVI Yahukimo telah berubah menjadi kelompok yang menebar ketakutan di tengah masyarakat. Alih-alih memperjuangkan kepentingan rakyat Papua, mereka justru menjadi ancaman bagi kehidupan warga yang hanya ingin hidup tenang dan bekerja dengan damai.

banner 325x300