Perjalanan 170 tahun sejak Pekabaran Injil di Papua bukan sekadar peringatan sejarah, tetapi juga refleksi atas perubahan besar yang telah terjadi di Tanah Papua. Kehadiran Injil tidak hanya membangun kehidupan rohani masyarakat, tetapi juga berkontribusi dalam membentuk karakter, mendorong produktivitas, dan meningkatkan kesejahteraan.
Penjabat (Pj) Gubernur Papua, Ramses Limbong, menegaskan bahwa nilai-nilai yang dibawa Injil harus terus menjadi energi bagi masyarakat Papua dalam menghadapi tantangan zaman. Menurutnya, keimanan yang kuat harus sejalan dengan kerja keras dan semangat membangun daerah.
“170 tahun yang lalu, Injil masuk ke Papua dan membawa perubahan besar. Momentum ini harus menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus bergerak maju, menjadi lebih produktif, serta meningkatkan kualitas iman dan etos kerja,” ujar Ramses, Rabu (5/2/2025).
Menurutnya, sejarah membuktikan bahwa nilai-nilai Injil telah berperan dalam membangun masyarakat Papua yang berdaya. Pendidikan, kesehatan, dan tata kehidupan sosial masyarakat banyak dipengaruhi oleh ajaran yang dibawa oleh para misionaris.
Bukan hanya dalam aspek spiritual, kehadiran Injil juga membawa perubahan dalam pembangunan Papua. Pemerintah Provinsi Papua terus memperkuat sinergi dengan gereja dalam berbagai program sosial, pendidikan, hingga pembangunan infrastruktur.
“Pemerintah tidak hanya mendukung dalam aspek keimanan, tetapi juga melalui bantuan nyata seperti pembangunan gereja dan dukungan dana hibah. Namun, kita harus pastikan bahwa bantuan ini diberikan secara tepat sasaran dan benar-benar bermanfaat,” tegas Ramses.
Ia juga mengajak gereja untuk terus berperan aktif dalam membangun Papua yang lebih maju. Peran gereja dalam memberikan pendidikan, pembinaan karakter, dan membangun solidaritas sosial sangat dibutuhkan untuk memperkuat kebersamaan masyarakat Papua.
“Kita harus memaknai peringatan ini sebagai panggilan untuk terus berbuat baik, bekerja lebih giat, dan menjadikan Papua semakin maju,” pungkas Ramses.
