Situasi keamanan di Kabupaten Intan Jaya kembali memanas setelah kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) dilaporkan mengeksekusi mati dua anggotanya sendiri. Kedua korban, masing-masing bernama Dese Mujijau (23) dan Selpianus Maiseni (23), tewas ditembak di lokasi berbeda pada waktu yang hampir bersamaan.
Informasi yang dihimpun dari warga setempat menyebutkan bahwa eksekusi tersebut dilakukan oleh pimpinan TPNPB Kodap VIII Intan Jaya Undius Kogoya dengan alasan yang belum sepenuhnya jelas. Beberapa sumber di lapangan menyebut adanya dugaan perbedaan pandangan internal serta ketidakpuasan terhadap sikap kedua korban yang dinilai tidak lagi sejalan dengan perintah pimpinan kelompok.
Salah satu tokoh masyarakat Intan Jaya, Markus Pagawak, menyayangkan tindakan tersebut. Menurutnya, perbedaan pandangan seharusnya diselesaikan melalui dialog internal, bukan dengan kekerasan yang merenggut nyawa.
“Kita sesalkan kejadian ini. Apapun alasannya, membunuh rekan sendiri adalah tindakan yang sangat tidak manusiawi. Ini hanya menambah penderitaan di Tanah Papua dan memperdalam luka di tengah masyarakat,” ujar Markus, Jumat (15/8/2025).
Kematian dua anggota OPM di tangan kelompoknya sendiri menambah daftar panjang korban kekerasan bersenjata di wilayah pegunungan Papua. Situasi ini juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga sipil, yang kerap terjebak di tengah konflik internal kelompok bersenjata.
Tokoh pemuda asal Intan Jaya, Filemon Sondegau, menilai peristiwa ini sebagai bukti bahwa kelompok bersenjata di Papua tidak lagi solid.
“Kalau sampai mengeksekusi anggota sendiri, itu artinya mereka sudah kehilangan arah perjuangan. Perpecahan ini berbahaya karena bisa memicu lebih banyak kekerasan dan mengancam masyarakat sipil,” kata Filemon.
Peristiwa tragis ini kembali menegaskan rapuhnya kondisi keamanan di Intan Jaya. Masyarakat berharap, ke depan, segala perbedaan dan perselisihan dapat diselesaikan tanpa kekerasan yang mengorbankan nyawa, apalagi di antara mereka yang sebelumnya berada di barisan yang sama.