Sebby Sambom Akui Serangan OPM ke Warga Sipil: “Non-Papua Harus Angkat Kaki”

banner 120x600
banner 468x60

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, secara terbuka membenarkan aksi penyerangan terhadap warga sipil yang terjadi di lakukan oleh kelompok OPM Kodap XI Odiyai Dogiyai. Dalam pernyataannya, ia juga melontarkan komentar kontroversial dengan menyebut bahwa “pendatang tidak cocok hidup di tanah Papua.”

Pernyataan tersebut disampaikan Sebby melalui sebuah rekaman audio yang beredar di media sosial dan grup pesan singkat. Dalam rekaman itu, ia mengklaim bahwa serangan terhadap warga sipil merupakan bagian dari strategi mereka untuk menekan kehadiran pendatang di wilayah yang mereka anggap sebagai bagian dari perjuangan kemerdekaan Papua.

banner 325x300

Komentar Sebby langsung memicu reaksi keras dari berbagai kalangan. Tokoh adat Dogiyai, Yafet Mote, menegaskan bahwa Papua merupakan tanah yang kaya akan keberagaman, dan pernyataan seperti itu hanya akan memecah belah persatuan. “Pendatang dan masyarakat asli Papua sudah hidup berdampingan selama puluhan tahun. Tidak seharusnya perbedaan asal-usul menjadi alasan untuk mengusir atau melakukan kekerasan,” ujarnya, Rabu (13/8/2025).

Senada, tokoh agama Katolik di Dogiyai, Pastor Benediktus Tebai, menyesalkan pernyataan yang cenderung mengobarkan sentimen rasial. “Menggunakan kekerasan dan memisahkan orang berdasarkan asal usul adalah pelanggaran terhadap nilai kemanusiaan. Semua orang, tanpa memandang asal, berhak hidup damai di tanah ini,” katanya.

Salah seorang warga korban penyerangan yang meminta namanya dirahasiakan menceritakan pengalaman traumatisnya. “Kami diserang ketika sedang bekerja di kebun. Tidak ada peringatan. Saya hanya bisa lari menyelamatkan diri bersama anak-anak,” katanya dengan suara gemetar.

Hingga saat ini, korban jiwa akibat serangan busur panah sudah di tangani oleh pihak kesehatan setempat. Pernyataan Sebby Sambom menambah daftar panjang kontroversi yang melibatkan tokoh OPM ini. Banyak pihak menyerukan agar tokoh-tokoh gerakan bersenjata di Papua mengutamakan dialog dan pendekatan damai, daripada memperkuat retorika yang memicu kebencian antar kelompok.

banner 325x300