Kementerian Pertahanan Republik Indonesia membantah kabar bahwa Rusia telah mengajukan permintaan untuk menempatkan pesawat jarak jauh di Pangkalan Angkatan Udara Manuhua, Biak Numfor, Papua.
Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang, Kepala Biro Informasi dan Hubungan Antar Lembaga Setjen Kemhan RI, menegaskan bahwa kabar tersebut tidak benar.
“Terkait pemberitaan tentang usulan penggunaan pangkalan Indonesia oleh Rusia, Kemhan mengklarifikasi bahwa berita tersebut tidak benar”, ujarnya.
Laporan ini mencuat setelah situs militer asal Amerika Serikat, Janes, menyebut bahwa Rusia telah mengajukan permintaan resmi terkait penggunaan Lanud Manuhua.
Isu ini kemudian ditanggapi oleh Menlu Australia Penny Wong yang menyatakan sedang mencari klarifikasi dari pemerintah Indonesia.
Penny Wong menyebut Rusia sebagai “kekuatan disruptif dan Presiden Putin ingin memainkan peran itu”.
Menhan Australia Richard Marles juga menyampaikan bahwa pihaknya telah “berkomunikasi” dengan Indonesia untuk mendapatkan konfirmasi.
Namun sampai saat ini, pemerintah Indonesia secara resmi menyatakan bahwa laporan tersebut tidak memiliki dasar.
Frega menjelaskan bahwa meskipun Indonesia dan Rusia memang memiliki hubungan kerja sama pertahanan, tidak ada pembahasan mengenai penempatan pasukan atau pesawat militer asing.
Kerja sama tersebut mencakup pertemuan antara Menhan RI Sjafrie Sjamsoeddin dan Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia yang berlangsung di Jakarta pada Selasa, 25 Februari.
Fokus kerja sama diarahkan pada eksplorasi kolaborasi di bidang teknologi militer dan pertukaran keahlian strategis.
Forum utama kerja sama ini berlangsung melalui Komisi Antarpemerintah untuk Kerja Sama Teknis Militer.
Selain itu, kedua negara juga menjalin forum konsultasi untuk menyusun rencana kegiatan kerja sama militer tahun 2025 dan pengiriman delegasi RI ke Rusia guna membahas agenda pertahanan 2026.